Sosial media

  • slide2
  • slide3
Selamat Datang Blog DAUD TEJO HANDOYO ,enjoy!
!

Jumat, 20 September 2013

Perbedaan Ejaan Dulu dengan Sekarang

"
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah". sumber


Nah, itulah sejarahnya. Sekarang, bagaimana perbedaannya dengan yang dulu? kita lihat dibawah ini:

  1. 'tj' menjadi 'c' : tjutji →sekarang cuci
  2. 'dj' menjadi 'j' : djarak →sekarang jarak
  3. 'j' menjadi 'y' : sajang →sekarang sayang
  4. 'nj' menjadi 'ny' : njamuk →sekarang nyamuk
  5. 'sj' menjadi 'sy' : sjarat →sekarang syarat
  6. 'ch' menjadi 'kh' : achir →sekarang akhir
  7. awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.
Untuk penjelasan lanjutan tentang penulisan tanda baca, dapat dilihat pada Penulisan tanda baca sesuai EYD. sumber

Nah, begitulah perbedaannya, menurut saya makin beragam Indonesia ini jika ejahannya masih kaya diatas tuh hha jadi ada ciri khas lo :D tapi susah juga ya, mesti belajar lagi dong wkk :D  tapi, ya dikembalikan pada negara kita sendiri :) ok kawan bagaimana? Semoga bermanfaat. :) "

Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah". sumber


Nah, itulah sejarahnya. Sekarang, bagaimana perbedaannya dengan yang dulu? kita lihat dibawah ini:

  1. 'tj' menjadi 'c' : tjutji →sekarang cuci
  2. 'dj' menjadi 'j' : djarak →sekarang jarak
  3. 'j' menjadi 'y' : sajang →sekarang sayang
  4. 'nj' menjadi 'ny' : njamuk →sekarang nyamuk
  5. 'sj' menjadi 'sy' : sjarat →sekarang syarat
  6. 'ch' menjadi 'kh' : achir →sekarang akhir
  7. awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.
Untuk penjelasan lanjutan tentang penulisan tanda baca, dapat dilihat pada Penulisan tanda baca sesuai EYD. sumber

Nah, begitulah perbedaannya, menurut saya makin beragam Indonesia ini jika ejahannya masih kaya diatas tuh hha jadi ada ciri khas lo :D tapi susah juga ya, mesti belajar lagi dong wkk :D  tapi, ya dikembalikan pada negara kita sendiri :) ok kawan bagaimana? Semoga bermanfaat. :)

0 komentar:

Posting Komentar